Rabu, 06 Maret 2013

Tukang Becak dan Pengusaha

Malam itu, di sebuah jalan di kota Solo sangat ramai. Jalan dilewati oleh berbagai jenis kendaraan. Mobil, bus, Motor, ada juga delman. Tetapi Banyak becak yang menunggu penumpang di daerah itu. Tak lama kemudian sebuah bus dari luar kota menepi, menurunkan seorang penumpang. Kemudian orang itu mendatangi seorang tukang becak. Terjadi percakapan diantara penumpang tadi dengan tukang becak,
Penumpang : "Pak, minta diantar di daerah lokalisasi di Solo"
Tukang Becak : "Boleh Pak"
Penumpang itu langsung menaiki becak dan meluncur ke lokalisasi.
Saat di jalan terjadi percakapan yang macam-macam, tetapi di sini diketahui bahwa penumpang tadi adalah seorang pengusaha batik dari Pekalongan yang sukses.
Saat sampai di tempat lokalisasi, Pengusaha tadi langsung menanyai,
Pengusaha : " Berapa biayanya pak?"
Tukang Becak : " Tidak usah pak."
Penguasaha : "hlo??? kok tidak usah??"
Tukang Becak : " iya tidak usah tidak apa."
Pengusaha : "ya udah ini... ( sambil nyerahin uang merah)"
Tukang Becak : "ga usah pak..."
Pengusaha : "apa uangnya kurang?? ya udah kalo gitu, ni ambil sendiri uang berapapun (sambil nyerahin dompet yang tebal oleh warna merah, tau sendiri kan, pengusaha sukses)
Tukang Becak : "beneran ga usah pak, ga papa kok g dibayar"
Pengusaha : " emang kenapa sih kok ga mau dibayar?"
Tukang Becak : "saya kasian dengan Bapak."
Pengusaha : "kok?"
Tukang Becak : "Bapak jauh-jauh datang dari Pekalongan ke Solo cuma untuk ke lokalisasi."
Pengusaha : "eh?"
Tukang Becak : "Iya, cuma untuk menutupi kedok Bapak, Bapak datang dari Pekalongan agar tidak diketahui tetangga atau orang yang kenal, Bapak, atau juga mungkin di sini mengembangkan bisnis, dan ada waktu luang Bapak mendatangi lokalisasi. Intinya saya kasian dengan Bapak, maka ga usah bayar saja."
Pengusaha : "kalo gitu, kenapa tadi bilang tidak mau dari awal?"
Tukang Becak : "jelas, kalo saya bilang tidak mau, tentu Bapak akan cari tukang becak lain yang mau."

Akhirnya Pengusaha tadi terketuk hatinya oleh Tukang Becak yang soleh. Mungkin itu cara dakwah dari seorang Tukang Becak, yang seseorang berpendidikan tinggipun belum tentu bisa menyamainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar